Kamis, 20 November 2014

Aim High!

Men are asleep: then after they die, they awake
- Prophet Muhammad, peace be upon Him

***

Well, it has been a hectic month here, and i am being apparently very busy now. Yes, i am still an IRK student with no side-job, nothing changes from me save the responsibilities which i held on my shoulders now.


Being a second year student and aiming for finishing the study as soon as possible, i found my motivation decreases drastically sometimes. I don't even know what the reason behind. I wake up every morning, completely aware that i have three classes every day, but i'm just like... maybe i should get more sleep (even when i have slept for 7-8 hours the night before). Can someone tell me why does this happen to me? Hmm, at this point, i think that this is due to age problem. Once, a wise man said, "study while you are young". I couldn't disagree on him.

Sabtu, 27 September 2014

Malacca, I'm in Love!

Pukul 04.00, malam telah larut, lampu pun telah padam. Di malam minggu yg selalu-seperti-biasanya ini, gw cuma duduk di kamar, menghabiskan film, dan mengobrol panjang lebar dengan teman-teman. Yap, rutinitas seorang jomblo. Sebenarnya gw udah beberapa menit yg lalu mematikan lampu kamar, menutup jendela, dan memasang posisi cakep di bawah selimut buat tidur kece. Tapi seperti biasa, fikiran-fikiran berterbangan di kepala gw, dialog-dialog kesendirian mengusik hening gw. Kadang beberapa gambar dan video hadir di kepala gw seperti slide show buatan dosen gw. Tapi kali ini, slide show itu membawa perasaan senang ke dalam hati gw. Dan anehnya, gw bisa senyum-senyum sendiri, bahkan hampir ketawa dalam posisi baring. Dan kalimat demi kalimat pun datang, hal yg selalu terjadi kalau keterpanggilan buat nulis pengalaman gw di blog muncul. Ah, Melaka kemarin terlalu indah, bahkan terlalu indah untuk ditulis dalam sebuah coretan malam ini.

***

Hari itu adalah Rabu malam. Gw masih sibuk mengerjakan assignment dari Dr. Isham untuk kelas Logics. Di tengah kepusingan gw merangkai satu demi satu pikiran gw menjadi makalah dalam bahasa Inggris, Efan mengirim pesan Whatsapp ke HP gw, "Zul, anak2 mau ke Melaka nih, berangkat besok malam sampai Jum'at. Lo mau ikut ga?". Gw mikir sejenak buat ikut apa ngga, soalnya hari Jum'at malam gw ada rapat yg harus gw hadirin. Tapi, jalan bareng anak-anak adalah satu hal yg paling gw impi-impikan, soalnya selalu aja menyenangkan (kami pernah ke Taman Tasik Titiwangsa dulu, and it was amazing!). Btw, anak-anak ini maksudnya adalah anak-anak angkatan gw, angkatan 12( iya, angkatan lusinan yg pernah menang futsal bola gila itu loh, hahaha). Gw sempat nanya lagi ke Efan, kira-kira Jum'at malam udah balik ke kampus lagi atau belum. Efan dengan jawaban diplomatisnya meyakinkan gw, insyaallah Jum'at malam kita udah balik ke kampus. "Gimana? Ikut ngga? Kalau ikut dimasukkin ke grup nih", tanyanya lagi (udah adat anak 12 kalau mau ada acara, pasti bakal bikin grup WA). Setelah mikir-mikir dan nego-nego, gw mutusin buat ikut walaupun sebenarnya gw udah berkali-kali ke Melaka dari jaman SMP. Terus kenapa ikut? Kebersamaannya itu loh, coy! Dan akhirnya gw fix ikut, terus dimasukkan ke grup WA yg namanya MALAKA (terus dikasi emot lope-lope tiga kali).

*teks pesan WA nya Efan ga persis seperti itu. Berhubung HP gw baru hilang, gw cuma bisa mengira-ngira seperti apa bunyinya. Yah, kira-kira seperti itulah*

Ternyata di grup itu udah rame banget anak 12 yg udah join. Ada 19 orang termasuk gw. Alhamdulillah, gw bukan yg terakhir dimasukkan ke grup, masih ada Rulli yg jadi nomor terakhir (sebenarnya Efan tega juga sih baru ngajak gw di ujung-ujung -_-). Akhirnya fix 20 orang yg ikut; 8 orang cowok dan 12 orang cewek. Semuanya anak-anak 12 kecuali Nadia, karena Nadia sebenarnya anak 13, tapi sering gabung sama anak-anak 12. Tapi jangan takut Nad, walaupun lo anak 13, tapi kita sehati koq. Eh, maksudnya hati kita sama-sama 12, Nad. HAHAHA.

Kamis, 25 September 2014

Risalat Hujan

Duhai engkau, bidadari hatiku, permaisuri kehidupanku. Mungkin engkau telah terlelap malam ini dengan semua mimpi indahmu. Tidur dalam senyuman seorang perempuan yg tangguh menghadapi hidup, senyum seorang perempuan yg taat dan patuh kepada ibu bapanya, senyum seorang perempuan yg bermimpi untuk mencapai akhirat dan dunianya bersama lelaki pilihan hatinya. Dimana engkau sekarang? Tak lelahkah kau bersembunyi dari takdirku?
Duhai engkau, mimpi yg selalu ku nanti, cerita yg masih berupa misteri. Aku merindumu dalam ketidaktahuanku, siapa dirimu? Mungkinkah aku telah mengenalmu saat ini? Atau mungkin Allah belum menggariskan dua insan ini untuk bersimpangan di satu titik? Aku tak tahu, hanya Allah yg tahu. Kita adalah dua pribadi yg terpisahkan oleh waktu, tapi selalu bersama dalam getir do'aku, dalam hening sujudku.
Duhai engkau, bagian dari surga yg Allah janjikan padaku, yg (insyaallah) Allah berikan kepadaku sedari dunia ini hingga kelak akhirat nanti. Kadang aku berdo'a agar Allah percepat sang waktu agar aku segera bersama denganmu, kadang pula aku berdo'a agar Allah cukupkan kesabaranku menunggu waktu itu datang. Tapi, pernah terpikir di kepalaku, pantaskah aku bersamamu? Aku hanya seorang lelaki yg berkekurangan; harta, ilmu, maupun iman. Mungkin karena itu Allah tangguhkan "waktu itu", agar aku bisa memperbaiki diri. Tenanglah, tenanglah sayang. Ketika waktu itu datang, Allah akan sampaikan perasaan "klik" bahwa waktunya telah tepat, dan saat itu, aku akan siap bersamamu. Percayalah kasih, aku lah orang yg paling berharap agar waktu itu segera datang, dan kita segera bersama.

Aku adalah langit, dan kamulah sang bumi; selamanya  kita bermimpi untuk bersama, selamanya pula kita terpisah. Tapi akan ada waktu untuk kita bersatu, saling berpegangan dan berpelukan, sayang. Seperti sore ini, kala hujan, dan kita terhubung oleh rintik demi rintik cinta-Nya.

Yg merindukanmu dalam ketidaktahuan,

Calon pendampingmu

Minggu, 24 Agustus 2014

Perpisahan

Teringat kala aku masih berseragam merah-putih dulu, SD. Masa dimana setiap adalah sama, lugu, polos, dan putih. Setiap hari yang diisi dengan bermain dan bermain. Aku ingat, salah satu trend saat itu ialah membuat sebuah buku khusus untuk biodata teman-teman. Biasanya, ia akan bertuliskan beberapa keterangan yang nantinya akan diisi oleh sang teman, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, hobi, cita-cita, pesan dan kesan, makanan favorit, sampai kepada hal yang paling disukai dan tidak disukai.

"HAL YANG PALING TIDAK DISUKAI?"

Sejujurnya, aku tak pernah yakin dengan apa yang aku tulis dari permintaan ini. Kadang aku menulis, "dibohongi" , kadang pula aku menulis, "rokok", atau "sakit hati", dan lain sebagainya sesuai dengan alunan moodku. Entahlah, sampai sekarang pun aku tak tahu apa jawaban yang akan ku berikan jika pertanyaan ini terlontarkan kepadaku lagi.

***

Tanggal 12 Agustus kemarin, aku kembali ke Malaysia, menuju kampus setelah menghabiskan puasa dan lebaran di rumah. Semua berjalan lancar, kegiatan kampus baru dimulai bulan depan. Aku berangkat cukup awal karena merasa bosan terlalu lama duduk di rumah tanpa pekerjaan apa-apa, aku tidak mampu hanya duduk diam menyusahkan orang-orang di rumah.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Cukup.

Entah kenapa, tiba-tiba aku sering berfikir mengenai kehidupanku sendiri. Tentang tahun demi tahun yang telah ku lewati, dan tahun demi tahun yang akan ku jalani. Kadang aku bertanya sendiri pada diriku, siapa aku? Aku ini apa? Entahlah, aku tak mampu menemukan jawaban yang menenteramkan hatiku sampai detik ini.

Di umurku yang terus bertambah, aku menyadari perlahan-lahan, aku terlalu banyak dzholim. Dzholim pada umur, dzholim pada orang tua dan orang-orang sekitarku, dzholim pada ilmu. Aku telah dzholim kepada Allah, Sang Pencipta. Aku dzholim pada diriku sendiri.

Aku telah diberikan 22 tahun untuk hidup, bernafas di bumi-Nya, menikmati keindahan ciptaannya, memiliki orang-orang baik yang Allah perkenankan aku untuk mengenal mereka. Tapi apa yang selama ini telah aku kerjakan? Sebuah pertanyaan besar yang membayangi setiap detik kesadaranku. Allah izinkan aku hidup 22 tahun, tapi aku masih sering melalaikan perkara-Nya. Allah izinkan aku bernafas 22 tahun, tapi aku sering melanggar larangan-Nya. Aku terlalu dzholim, tapi Allah terlalu baik kepadaku. Kalau Allah ingin mencabut nyawaku sekarang, maka Allah sangat berhak untuk mencabutnya, tak ada yang pantas diperjuangkan atas nyawa yang terlalu dzholim ini. Tapi, kalau Allah matikan aku sekarang, maka nerakalah tempat tujuanku. Aku pantas mendapat neraka, tapi aku tak sanggup untuk hidup di neraka. Aku menginginkan surga, tapi aku tak pantas hidup di surga. Jangan cabut nyawaku sekarang, ya Allah. Cabutlah nyawaku dalam keadaan husnul khotimah. Sungguh aku memohon belas kasih-Mu. Ampunkan hambamu yang telah dzholim kepadaMu.

Catatan Fajar

Hey kamu!
Iya, kamu!
Sudah berapa lama kamu hidup? 22 tahun?
Apa saja yang sudah kamu kerjakan selama ini?

Berapa banyak hal positif yang sudah kamu tunaikan?
Sebandingkah dengan hal negatif yang sudah kamu kerjakan?

Hey kamu!
Iya, kamu!
Sudah berapa banyak kasih sayang dan perhatian yang kamu dapat?
Dari orang tua, dari keluarga, sahabat, guru, dan temanmu
Sudahkah kamu mampu membalas semua yang mereka berikan ikhlas kepadamu?

Hey kamu!
Iya, kamu!

Sudah berapa banyak kamu dididik, dilatih dan dibina dengan berbagai ilmu?
Bermanfaatkah ilmumu? Sudahkah kamu aplikasikan semua teorimu?
Tidakkah kamu dzolim dengan semua itu?

Hey kamu!

Iya, kamu!
Penulis dalam keheningan fajar, Pelaku dalam rentak semangat,
Pelupa dalam detik kelalaian, Pemimpi dalam lamunan senja,
Sadarlah, hidupmu, bukan sekedar hidupmu
Hidupmu, untuk hidupmu, dan hidup orang-orang di sekitarmu
Hidupmu, untuk matimu
Hidupmu, untuk agamamu, bangsamu, dan negaramu
Sadarlah, kamu.



Catatan Fajar,
Dari diri yang menulis di waktu fajar
Untuk diri yang menulis di waktu fajar

Selasa, 13 Mei 2014

Garuda Cup VI 2014! Campione!

Garuda Cup adalah turnamen olahraga untuk pelajar Indonesia antar universitas dan kampus yang ada di Malaysia.
Garuda Cup adalah acara tahunan yg diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) sebagai panitia sekaligus tuan rumah.
Garuda Cup adalah ajang bergengsi untuk mengadu bakat dan skill bagi pelajar yg memiliki hobi bermain sepakbola dan basket.
Garuda Cup adalah momen kebersamaan bagi penduduk masing-masing kampus dan seluruh pelajar Indonesia di Malaysia.
Garuda Cup adalah Garuda Cup, rekam perjuangan dari sebuah kekompakan tim dan teriakan semangat para suporter, sebuah kenangan atas sorak sorai gembira sang juara dan tangisan sedih bagi mereka yg gugur.



***

Garuda Cup sebenarnya bukan hal baru di telingaku. Aku sudah cukup akrab dengan nama ini dari tahun lalu, tahun pertamaku di kampus biru, UIA. Saat itu, aku masih berstatus sebagai mahasiswa baru, melihat dari jauh, dan hanya ikut mendoakan keberhasilan UIA dalam ajang tersebut. Dan alhamdulillah, UIA berhasil meraih posisi pertama untuk sepakbola dan tempat kedua untuk basket, yg membawa UIA menjadi juara umum dan berhak membawa pulang piala bergilir. Saat itu, ada keinginan untuk ikut, dan sedikit penyesalan atas ketidak-beranian untuk ikut serta, baik latihan maupun turnamennya.

Waktu berlalu, bulan demi bulan terlewati, akhirnya aku mulai memberanikan diri untuk ikut-ikutan latihan yg waktu itu menjelang POSPIM 2013. Akhirnya aku diberi kesempatan untuk ikut membela tim PPI UIA, walaupun saat itu hanya diizinkan berjuang di garis pertahanan tim B, dan menjadi penyebab utama kekalahan waktu itu. Latihan, kekompakan, kerja keras, kesalahan, dan support dari rekan-rekan pemain dan Bang Taufiq selaku pelatihlah yg akhirnya berhasil meyakinkanku untuk terus berjuang di tim.

Alhamdulillah, aku diizinkan untuk membela tim A di ajang POPPIM 2014, setelah absen dari lapangan ketika turnamen Ummatic Global Sport IIUM karena cedera engkel -_-

Dan kali ini, Garuda Cup VI 2014, aku masih diizinkan untuk kembali membela tim A, berdiri di belakang para legenda-legenda hidup persepakbolaan PPI UIA, dan mengamankan baris pertahanan tim.

Sabtu, 26 April 2014

Untukmu, Bidadari Surgaku

Untukmu,
Perempuan yg aku kagumi,
Teman pendamping hidup dan mati,
Sahabat penghias mimpi dan hari,
Cinta penentram batin dan sanubari,
Kekasih tempat melabuh hati,
Ibunda dari penerus generasi,
Bidadari surgawi, yg denganmu aku ingin hidup abadi.

Entah dimana engkau sekarang, entah apa yg engkau lakukan sekarang,
Aku berdo'a semoga engkau dalam keadaan baik-baik saja, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Kadang aku bertanya dalam diriku, sebenarnya kamu siapa? Kamu adalah perempuan yg mana?
Aku tidak tau siapa dirimu, mungkin aku telah mengenalmu, dan mungkin aku belum mengenalmu.
Kadang aku berfikir, kenapa tidak secepatnya kamu hadir di hadapanku? Apakah kamu tidak merindukanku?
Aku merindukanmu, walaupun aku tidak tahu kamu siapa dan apakah kamu merindukanku.
Tapi takdir Allah lah yg menentukan. Tak ada sesuatu yg terjadi keluar dari apa yg Allah gariskan.
Mungkin saat ini kita belum saling bertemu, mungkin saat ini kita belum saling mengenal.
Allah sembunyikan kamu dariku, dan aku darimu, sampai waktu yg tepat datang.
Mungkin juga saat ini kita sudah saling mengenal, sudah saling dekat.
Tapi jika waktu yg Allah janjikan belum tepat, kita tak kan pernah menyatu.
Seperti dua lautan yg Allah takdirkan untuk bertemu, tapi tidak bersatu.
Kita adalah aktor, tapi tetaplah Allah yg menjadi Sang Produser,
Kita adalah puzzle dan kepingannya, tapi tetaplah Allah yg menjadi Sang Pemain,
Kita adalah mimpi-mimpi, dan hanya Allah lah yg mampu mengatur dan merangkainya.
Semuanya Allah lakukan dengan waktu yg tepat, dengan cara yg tepat.
Terpujilah Allah, kembalikan semuanya ke Allah.

***

Ya Allah, jikalau kami belum pantas berjumpa, maka sembunyikanlah kami sampai kami Engkau mantapkan, dan pantaskanlah kami untuk berjumpa dalam tangguh waktumu.
Jikalau kami belum pantas mencintai, maka cabutlah cinta kami sampai kami mencintai Engkau seutuhnya, dan pantaskanlah kami untuk bersama menggapai cintaMu
Jikalau kami belum pantas memiliki, maka cabutlah rasa ketakutan kami atas kehilangan selain Engkau, dan pantaskanlah kami untuk memiliki rasa cinta ini.
I wish i had no love, except for Allah's sake.
Tak pernah sedikitpun terbesit untuk membenci,
Tak pula untuk menjauh pergi,
Tak juga untuk menghilang dari hari,
Aku hanya butuh sedikit waktu untuk duduk sendiri,
Sekedar merenungi apa yg telah terjadi,
Sejenak memikirkan apa yg akan datang nanti,
Dan akhirnya, menyadari akhir semua ini.

Maaf teman,
Aku tak bisa membencimu.
Maaf sahabat,
Aku tak bisa menjauh darimu.
Maaf dek,
Aku ingin berteman denganmu, lagi.
Masihkah kamu izinkan?


Menunggu maafmu,

Aku

Selasa, 08 April 2014

Fenomena

Cinta mungkin adalah salah satu anugerah terindah yang Allah berikan pada makhluknya. Ia nya tak mengenal masa, usia, raga, dan dimensi yang memisahkan antara kedua manusia. Manusia tumbuh dengan cinta orang tua dan keluarga, berkembang dengan cinta teman dan lingkungannya, dan dewasa dengan cinta kepada pasangannya. Tapi cinta yang terbesar tetaplah milik Allah bagi setiap hambanya. 

Entah sejak kapan manusia mulai mengenal cinta kepada lawan jenisnya, cinta yang melebihi sekedar kecintaan seorang teman terhadap temannya, kecintaan seorang sahabat kepada sahabatnya. Cinta kadang berlawanan dengan akal manusia. Manusia terkadang tak memiliki keinginan untuk mencintai lebih dari haknya, tapi cinta bukanlah ilmu yang bisa dipelajari, dikembangkan, dan dihasilkan dari usaha demi usaha. Ia kadang tumbuh di hati manusia dari pertemuan singkat, berkembang dengan senyuman hangat, dan bersemi dengan perhatian yang tersurat.

Cinta adalah fitrah, tak ada yang salah dengan memiliki perasaan cinta. Mencintai adalah anugrah, dicintai adalah berkah. Semuanya datang dari Allah, Zat yang kepada-Nya terpulang seluruh rasa cinta.

Sayang, sebagian manusia salah dalam menyikapi cinta. Terjerumus dalam jurang yang fana, tersesat dalam gua yang hampa. Sekali lagi, tidak ada yang salah dengan cinta, yang salah hanyalah bagaimana kita menyikapinya. Karena cinta hanya bisa menjadi cinta yang hakiki apabila disikapi dengan tepat; menikah.

Minggu, 23 Februari 2014

Dalam Do'a

Kita tak sejalan, tak pula seirama
Kita terpisahkan di dua dunia yg berbeda
Terlalu jauhkah kita berjalan berlawanan arah?
Atau hanya aku yg kehilangan arah?
Entahlah,
Waktu telah mendidik kita untuk dewasa
Untuk mengerti arti dari setiap pertanda
Hidup, berjumpa, berpisah dan musnah
Habiskah waktu kita untuk melangkah?
Entahlah,
Kita tak pernah ada
Di dunia yg tua ini, kita hanya sebuah kata
Apakah hanya aku yg bermimpi?
Apa yg terjadi saat aku terbangun nanti?
Entahlah,
Terlalu sulit untuk bersama
Terlalu tak mungkin untuk bernyawa
Tapi semoga kita akan hidup nanti,
Dalam do'a ku, kita bersama suatu hari

- edisi Galau, part kesekian.

Jumat, 03 Januari 2014

It's FAITH. It's IMAN

Dialog ini adalah hasil copy-paste dari grup IKMP Malaysia yg di posting oleh bang Hardi. Tulisan beliau bersumber darimana, wallahu a'lam. Tapi tulisan ini "berisi" dan layak untuk dibagikan. Read it, and increase your faith.


***


Professor : You have a religion, don't you, son?

Student : Yes, sir.

Professor: So, you believe in GOD?
Student : Absolutely, sir.

Professor : Is GOD good?

Student : Sure.

Professor: Is GOD all powerful?

Student : Yes.

Professor: My brother died of cancer even though he prayed to GOD to heal him. Most of us would attempt to help others who are ill. But GOD didn’t. How is this GOD good then? Hmm?

(Student was silent.)