Kamis, 25 September 2014

Risalat Hujan

Duhai engkau, bidadari hatiku, permaisuri kehidupanku. Mungkin engkau telah terlelap malam ini dengan semua mimpi indahmu. Tidur dalam senyuman seorang perempuan yg tangguh menghadapi hidup, senyum seorang perempuan yg taat dan patuh kepada ibu bapanya, senyum seorang perempuan yg bermimpi untuk mencapai akhirat dan dunianya bersama lelaki pilihan hatinya. Dimana engkau sekarang? Tak lelahkah kau bersembunyi dari takdirku?
Duhai engkau, mimpi yg selalu ku nanti, cerita yg masih berupa misteri. Aku merindumu dalam ketidaktahuanku, siapa dirimu? Mungkinkah aku telah mengenalmu saat ini? Atau mungkin Allah belum menggariskan dua insan ini untuk bersimpangan di satu titik? Aku tak tahu, hanya Allah yg tahu. Kita adalah dua pribadi yg terpisahkan oleh waktu, tapi selalu bersama dalam getir do'aku, dalam hening sujudku.
Duhai engkau, bagian dari surga yg Allah janjikan padaku, yg (insyaallah) Allah berikan kepadaku sedari dunia ini hingga kelak akhirat nanti. Kadang aku berdo'a agar Allah percepat sang waktu agar aku segera bersama denganmu, kadang pula aku berdo'a agar Allah cukupkan kesabaranku menunggu waktu itu datang. Tapi, pernah terpikir di kepalaku, pantaskah aku bersamamu? Aku hanya seorang lelaki yg berkekurangan; harta, ilmu, maupun iman. Mungkin karena itu Allah tangguhkan "waktu itu", agar aku bisa memperbaiki diri. Tenanglah, tenanglah sayang. Ketika waktu itu datang, Allah akan sampaikan perasaan "klik" bahwa waktunya telah tepat, dan saat itu, aku akan siap bersamamu. Percayalah kasih, aku lah orang yg paling berharap agar waktu itu segera datang, dan kita segera bersama.

Aku adalah langit, dan kamulah sang bumi; selamanya  kita bermimpi untuk bersama, selamanya pula kita terpisah. Tapi akan ada waktu untuk kita bersatu, saling berpegangan dan berpelukan, sayang. Seperti sore ini, kala hujan, dan kita terhubung oleh rintik demi rintik cinta-Nya.

Yg merindukanmu dalam ketidaktahuan,

Calon pendampingmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar