Minggu, 14 Agustus 2011

Tie A Yellow Ribbon Round the Old Oak Tree



I'm comin' home, I've done my time
Now I've got to know what is and isn't mine
If you received my letter telin' you I'd soon be free
Then you'll know just what to do if you still want me
If you still want me

Tie a yellow ribbon 'round the old oak tree
It's been three long years
Do you still want me?
If I don't see a yellow ribbon round the old oak tree
I'll stay on the bus
Forget about us
Put the blame on me
If I don't see a yellow ribbon round the old oak tree

Bus driver, please look for me
'Cause I couldn't bear to see what I might see
I'm really still in prison, and my love she holds the key
A simple yellow ribbon's what I need to set me free
I wrote and told her please:

Now the whole damn bus is cheering
And I can't believe I see
A hundred yellow ribbons 'round the old oak tree
I'm comin' home




***

Tau ga itu apaan?
Itu sebuah lagu... Jadul sih... Tapi... Menarik!
Mungkin ada yang udah tahu asal mula lagu ini...
Lagu ini berasal dari kisah nyata, tentang seorang lelaki di Georgia...


Pada tahun 1971 surat kabar New York Post menulis kisah nyata tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecildi White Oa,, Georgia , Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik, sayangnya dia tidak pernah menghargai istrinya.


Dia tidak menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam-malam dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan isterinya.


Satu malam dia memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar, New York. Dia mencuri uang tabungan isterinya, lalu dia naik bis menuju ke utara, ke kota besar, ke kehidupan yang baru.
Bersama-sama beberapa temannya dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat dia menikmati hidupnya. Sex, gambling,drug. Dia menikmati semuanya. Bulan berlalu. Tahun berlalu. Bisnisnya gagal, dan ia mulai kekurangan uang.


Lalu dia mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan menggunakannya untuk menipu uang orang. Akhirnya pada suatu saat naas, dia tertangkap. Polisi menjebloskannya ke dalam penjara, dan pengadilan menghukum dia tiga tahun penjara.


Menjelang akhir masa penjaranya, dia mulai merindukan rumahnya. Dia merindukan istrinya.
Dia rindu keluarganya. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada istrinya, untuk menceritakan betapa menyesalnya dia. Bahwa dia masih mencintai isteri dananak-anaknya. Dia berharap dia masih boleh kembali.


Namun dia juga mengerti bahwa mungkin sekarang sudah terlambat, oleh karena itu ia mengakhiri suratnya dengan menulis, “Sayang, engkau tidak perlu menunggu aku. Namun jika engkau masih ada perasaan padaku, maukah kaunyatakan? Jika kau masih mau aku kembali padamu, ikatkanlah sehelai pita kuning bagiku, pada satu-satunya pohon beringin yang berada di pusat kota. Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku akan tahu dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bis, dan akan terus menuju Miami. Dan aku berjanji aku tidak akan pernah lagi menganggu engkau dan anak-anak seumur hidupku.”Akhirnya hari pelepasannya tiba.


Dia sangat gelisah. Dia tidak menerima surat balasan dari isterinya. Dia tidak tahu apakah isterinya menerima suratnya atau sekalipun dia membaca suratnya, apakah dia mau mengampuninya? Dia naik bis menuju Miami, Florida, yang melewati kampung halamannya, White Oak. Dia sangat sangat gugup. Seisi bis mendengar ceritanya, dan mereka meminta kepada sopir bus itu, “Tolong, pas lewat White Oak, jalan pelan-pelan. ..kita mesti lihat apa yang akan terjadi…” Hatinya berdebar-debar saat bis mendekati pusat kota White Oak. Dia tidak berani mengangkat kepalanya.


Keringat dingin mengucur deras. Akhirnya dia melihat pohon itu. Air mata menetes di matanya… Dia tidak melihat sehelai pita kuning… Tidak ada sehelai pita kuning….Tidak ada sehelai….. . Melainkan ada seratus helai pita-pita kuning…. bergantungan di pohon beringin itu…Ooh… seluruh pohon itu dipenuhi pita kuning…!!!!!!!!!!!!


Kisah nyata ini menjadi lagu hits nomor satu pada tahun 1973 di Amerika. Sang sopir langsung menelpon suratkabar dan menceritakan kisah ini. Seorang penulis lagu menuliskan kisah ini menjadi lagu, “Tie a Yellow Ribbon Around the Old Oak Tree“, dan ketika album ini di-rilispada bulan Februari 1973, langsung menjadi hits pada bulanApril 1973.


Apa yang bisa kita ambil? Banyak. Salah satunya adalah "cinta". Bagaimana cinta itu? Pastinya cinta itu pada Allah, kemudian Rasul-Nya, Orangtua kita, juga orang-orang di sekitar kita. Cinta akan selalu memaafkan. Tak perduli berapa kali anda salah. Pada Allah misalnya, bagaimanapun besarnya dosa yang kita kerjakan (selain syirik tentunya), yakinlah bahwa Allah dengan kasih sayang-Nya akan selalu membuka pintu taubat seluas-luasnya. Allah-lah Sang Pemilik Cinta sejati. Maka, saat kita mencintai Sang Pemilik Cinta, ia akan menunjukkan kita pada "cinta-cinta" yang lain. Semoga kita termasuk orang yang berhasil mencintai dan dicintai dengan cinta sejati milik-Nya.


***

Now the whole damn bus is cheering
And I can't believe I see
A hundred yellow ribbons 'round the old oak tree
I'm comin' home

Tidak ada komentar:

Posting Komentar