Minggu, 07 April 2013

Indonesian Batch 12

Oke, setelah sekian lama ga blogging, pada malam hari ini gua pengen ngeposting tulisan lagi. Tulisan ini berharga banget buat gua, karena didalamnya ada kisah perjuangan angkatan gua di ajang bola gila. Jauh dari itu, yg paling gua banggakan adalah kami berhasil meraih gelar juara dengan kebersamaan kami.

Baiklah, let the ball rollin!

Perlu dijelaskan sebelumnya, di kampus UIA Malaysia yg luar biasa ini, ada organisasi Persatuan Pelajar dari tiap negara. Maka disini ada yg namanya PPI (Persatuan Pelajar Indonesia). Dan di dalam PPI inilah ada angkatan-angkatan sesuai dengan tahun masuk setiap mahasiswa. Dan gua terdaftar sebagai angkatan 12.
Jujur, gua ga terlalu dekat dengan anak-anak angkatan 12, apalagi yg cewek. Gua ngerasa gua ga selevel sama mereka; gua kan cuma anak pondok. Jadi mungkin gua lebih terkesan menghindar dari mereka. Apalagi sebelumnya sempat diisukan kalau PPI itu beginilah, begitulah, songong, sepak, dan lain sebagainya. Dan setelah dua bulan disini, datanglah ajang Bola Gila, yaitu ajang olahraga per-angkatan. Dan ajang inilah yg menjadi titik awal gua mengenal angkatan 12.

Adalah Tsabat, seorang yg mungkin bisa dianggap "ketua" angkatan. Dia lah yg berusaha untuk ngumpulin kami semua. Pada awalnya gua ikutan hanya sekedar ga enak sama Tsabat. Malam sebelum ajang Bola Gila dimulai, dia membuat acara bakar-bakar sate buat se-angkatan. Gua sempat mengira kalau acara ini ga bakal diikutin sebagian besar anak-anak angkatan. Tapi, ketika gua datang (ohya, gua datang telat. Hehe) gua kaget ngeliat hampir 40 orang udah pada duduk berjejet; cowok dan cewek. Acara itu dimulai dengan perkenalan satu per-satu. Gua pun mulai ber-oooh-ria karena selama ini blank dengan anak-anak angkatan. Dari sini gua mulai salut sama Tsabat, dan harus gua akui, dia pantas jadi ketua. Acara selanjutnya adalah makan sate. Walaupun sempat ketawa-ketiwi karena satenya habis duluan dan nasinya masih sisa banyak banget, tapi acara tetap berlangsung seru. Dan gua mulai ngerasa enjoy dengan angkatan. Perlu diketahui, gua paling males ikut-ikutan bantu suatu perkumpulan. Gua cuma mau ikut aktif dalam suatu perkumpulan ketika gua ngerasa orang-orang dalam perkumpulan ini pantas untuk diperjuangkan. Dan gua nemuin itu di angkatan ini. Gua akan berusaha buat ngebantu angkatan ini dan ngebantu ketua, Tsabat :)



Ohya, ajang bola gila ini ada tiga cabang yg diperlombakan; badminton, basket dan futsal. Sialnya, malam itu, disaat kami lagi asyik ngumpul, ketawa-ketiwi, makan-makan, pertandingan badminton udah harus dimulai, dan angkatan kami belum datang perwakilannya. Si wakil, Alex sama Efan masih asyik makan sate. Panitia sempat nelpon ke Alex dan dengan lugunya dia jawab, "Eh sorry, temen gua lagi ujuian mid-term nih. Ntar abis keluar kami langsung kesana". Setelah selesai makan, mereka berangkat kesana dan harus menerima kenyataan kalau tim kami kalah WO. Tapi ajaibnya, gua ga lihat wajah sedih dari anak-anak yg lain. Dan gua sadar, kalah-menang bukan masalah, selagi kita masih bisa nerimanya sama-sama. Karena akan ada senyuman dalam setiap tangisan bersama. Malam itu kami kalah dalam badminton, tapi kami ga peduli. Kami udah dapet intinya; Kebersamaan.

Lanjut besoknya, pertandingan futsal dimulai (gua ikut tim futsal angkatan 12). Mungkin dari tiga cabang yg diperlombakan yg paling panas adalah futsal. Bayangkan, ada 2 grup dan didalamnya ada 11 tim. Setiap tim pasti punya bintang yg sangat-bisa-dibanggakan. Setiap tim punya wakil dari tim Indonesia UIA di ajang internasional. Dan kami? Nihil. Kami anak baru, masih bau kencur. Hahaha.

Kami akan bertanding di partai kelima. Ketika kami datang, ada salah seorang yg menegur kami, "hey, angkatan lusinan!". Nusuk banget rasanya, baru dateng dan langsung dipanggil begitu. Yah, tim kami ga dianggap penting, cuma ikut berpartisipasi doank, mungkin itu yg terfikir di kepala setiap orang. Yep, kami memang tim underdog, tapi kita akan lihat nanti hasilnya.

Anggota tim kami: Farras, Tsabat, Gua, Sena, Firdaus, Yusuf, Rio dan Said. Kami berada di grup A, dan hanya dua tim yg akan lolos ke semifinal.

Dan pertandingan pertama dimulai, angkatan 12 vs angkatan 10 A. Mungkin bukan tim yg terlalu kuat, tapi tetap ada pemain kelas Internasional disana. Sebelum bermain, kami berkumpul membentuk lingkaran dan berdoa, lalu dengan lantangnya mengeluarkan yel-yel kami, "Dua belaaaaas... Hideng!". Walaupun gua ga tau apa artinya "hideng" tapi gua tetap teriak kenceng, hehe. Jujur saja, kami agak kaget ketika pertama kali bermain. Tapi akhirnya kami menemukan pola dan ritme permainan kami. Said menjadi pembuka dengan gol pertamanya, 1-0 untuk angkatan 12. Setelah gol itu kami main lebih enjoy dan akhirnya berakhir dengan skor 5-0. Said mencetak 3 gol, Firdaus dan Rio sama-sama mencetak 1 gol. Nice beginning.

Pertandingan kedua, kami harus melawan rival berat kami, angkatan 11. Permainan mulai dengan tempo lambat. Memasuki akhir babak pertama, angkatan 11 mulai bermain kasar. Karena memang angkatan kami sering diremehin, kami membalas. Pertandingan sempat hampir berhenti karena dua tim hampir berkelahi di lapangan. Memasuki babak kedua kami mulai bermain profesional, tidak terpancing dengan main kasar mereka. Dan perfectly, pertandingan berakhir dengan skor 3-0 untuk kami. Said mencetak 2 gol dan Firdaus mencetak 1 gol.

Pertandingan ketiga diadakan malam hari setelah shalat Maghrib. Harus diakui ini adalah pertandingan paling seru yg kami jalani. Angkatan 12 vs PG (Post Graduate) All Star. Mereka punya bang Taufik yg kapten tim Indonesia, pak Fuad yg top skor ajang Internasional Garuda Cup, pak Wildan dan pak Awang yg keduanya merupakan tim inti Indonesia. Tim yg paling diyakini untuk menjadi juara lagi seperti tahun lalu (PG All Star adalah juara tahun lalu). Pertandingan dimulai dengan tempo cepat. PG All Star banyak mengandalkan tendangan jarak jauh dengan kekuatan luar biasa. Dan kami harus tertunduk saat gawang Farras harus kebobolan dengan shoot pak Fuad. Mental kami sempat down. Tapi kami bangkit lagi, dan mulai bermain cantik. Akhirnya sebelum babak pertama berakhir, Firdaus mencetak gol penyeimbang yg menjadi awal mula come back kami. Skor 1-1. Memasuki babak kedua, pertandingan semakin memanas. Kedua tim sama-sama ngotot mencari angka. Dan akhirnya penonton yg hampir semuanya menjagokan PG All Star harus terdiam dengan gol kedua dari Said. Pertandingan bertambah seru ketika Said lagi-lagi mencetak gol keduanya dengan tendangan volley. Skor 3-1. Dan akhirnya seluruh penonton satu lapangan berteriak histeris ketika Tsabat menutup skor akhir dengan gol nya, 4-1. Dengan berakhirnya pertandingan ini, maka berakhir partai kami untuk hari itu, dan akan dilanjutkan besok.

Ohya, selama satu hari itu, ada tiga orang cewek angkatan 12 yg setia ngedukung kami; Putri, Shaula dan Tessa. Makasih banget buat kalian bertiga :)



Paginya, pertandingan basket dimulai. Gua ga ngikutin, tapi gua denger kabar doank kalo kami lolos sampai semifinal, tapi setelah itu kalah. Gapap, yg penting udah keliatan taringnya.

Esoknya (hari ini), pertandingan keempat dimulai, angkatan 12 vs angkatan 08. Ada 6 orang cewek angkatan 12 yg hadir, 3 diantaranya adalah yg kemaren (Makasih banget buat kalian). Perlu diketahui, angkatan 08 tidak murni pemainnya dari angkatan 08. Mereka mengambil pemain veteran yg skillnya diatas normal. Merekalah kandidat yg digadang-gadangkan menjadi juara setelah PG All Star. Pertandingan dimulai, dan kami langsung dihadapkan dengan permainan keras ala pemain profesional. Kami sempat emosi walaupun ga sampai bertengkar. Pertandingan berakhir, dan kami harus mengakui tim kami kalah dari mereka dengan skor 2-0.

Kami down. Setelah kami melambung tinggi dengan mengalahkan PG All Star dengan skor 4-1, kami harus dihadapkan dengan kenyataan kalah memalukan dari angkatan 08 dengan skor 2-0. Kami masih belum menemukan performa kami ketika harus melawan angkatan 09 A di pertandingan kelima. Saat itu kami berada di posisi runner up grup. Kalau kami kalah, kami akan gugur dan PG All Star yg lolos. Sementara angkatan 08 sudah tenang dengan menjadi juara grup. Pertandingan bertahan imbang 0-0 hingga akhir babak kedua. Dan Allah berkehendak lain, 3 menit sebelum pertandingan berakhir, hujan turun dengan derasnya. Pertandingan diteruskan malam hari. Dan sekali lagi Allah berkehendak lain, angkatan 09 A tidak datang pada malam hari dan harus WO. Kami lolos ke semifinal dan akan bertemu angkatan 09 A, juara grup B.

Sebelum mulai pertandingan, kami berkumpul membentuk lingkaran dan ngomong satu-satu. Gua ga tau siapa yg ngomong, tapi kira-kira omongannya begini, "Kita udah lolos semifinal. Semua orang udah nganggap kita tim yg harus diwaspadai sekarang. Udah, kita ga perlu menang atau kalah. Kita udah sama-sama sampai disini, dan itu yg terbaik. Kali ini kita main, bawa happy aja. Ga usah dijadiin beban". Kata-kata itu masuk ke hati tiap pemain, dan akhirnya kebawa sampai ke permainan. Gua yg dari pertama main emosi, akhirnya bisa tenang dan nunjukkin skill gua. Sampai ada yg ngomong ketika gua bawa bola, "Yg itu koq baru sekarang keluar skillnya". Dan temen gua yg pas disamping yg nanya tadi dengan santai ngejawab, "Sengaja. Disimpan bang". Perlu diketahui, angkatan 09, semuanya adalah tim Indonesia, salah satunya adalah Soji, yg tendangannya semua orang mengakui paling kenceng. Dan masalah satu lagi, kipernya adalah bang Jano, kiper tim Indonesia yg ga hampir ga pernah kebobolan. Pertandingan berlangsung seru, dan ngotot. Sampai akhir babak pertama, Firdaus dijatuhkan di luar kotak penalti lawan. Gua maju sebagai penendang. Gua udah niat mau nendang langsung, tapi gua liat posisi Said sedang kosong. Maka gua oper dengan bola agak kuat, Said menyambut dengan langsung menendang ke arah bang Jano. Bola mengenai badan kiper, memantul ke lantai dan melambung masuk ke gawang dengan manisnya. GOOOOL!!! Kami berteriak habis-habisan ngerayain gol itu. Babak kedua permainan tambah seru dan tambah kasar. Gua harus mati-matian kung-fu kesana kemari demi membuang bola jauh dari gawang Farras. Dan akhirnya peluit akhir berbunyi, 1-0 untuk angkatan 12. Dan kami masuk final!

Di final kami harus bertemu dengan angkatan 08 yg mengalahkan kami di grup dengan skor 2-0. Mereka lolos ke final setelah mengalahkan PG Young dengan skor 2-0. Kami semua setuju, kami ga senang dengan angkatan 08 apabila mereka juara.

Sebelum final dimulai, kami seperti biasa berkumpul membentuk lingkaran. Kami sepakat, menang ga menang, kami udah dianggap juara, karena angkatan 08 pemainnya ga murni angkatan 08. Tsabat ngomong, "Maen ketawa ya. Kalau kebobolan kita ketawa bareng. Ga usah peduli siapa yg menang". Kiper, Farras menyahut, "Gimana kalau kita bikin penalty aja?", yg disambut dengan semangat. "Ayo, ayo kita bikin penalty!". Setelah yel-yel Hideng!, pertandingan pun dimulai.


Sama seperti sebelumnya, kami tertekan dengan permainan cepat dan keras mereka. Kami hampir ga punya kesempatan menyerang. Kami diserang terus-menerus tanpa henti. Dan akhirnya gawang Farras harus bergetar dengan gol dari mereka. Seperti yg dijanjikan, kami tertawa di lapangan melihat gol itu, seolah-olah kam iga serius bermain. 1-0  untuk angkatan 08. Setelah itu kami bermain serius, tapi tetap dengan muka ketawa-ketiwi. Mungkin karena itu, Apin, sang kapten mulai sering marah-marah ke wasit. Di pertengahan babak kedua, Said diganti Yusuf. Yusuf jarang main, apalagi partai serius begini. Dan datanglah keajaiban, ada satu kesempatan dimana gua bawa bola sampai ke garis pinggir. Sebelum bola out gua menendang bola dengan chip  ke arah Yusuf sambil berlari keceng. Karena bener-bener udah dipinggir, gua terpeleset, jatuh tersungkur dan gua ngerasa pinggang gua udah sakit banget sampai ga kuat berdiri. Tapi ketika gua balik badan, gua ngelihat bola udah di dalam gawangnya angkatan 08 dan semua temen-temen gua teriak, "Yusuuuuuuf!!!". Gua kaget, "Gol ya? Serius". Ga ada yg nyangka Yusuf benar-benar mencetak gol dengan nipu kiper (padahal dia cuman ga bisa nendang pake kanan, makanya dioper ke kaki kiri). Ga tau dari mana tiba-tiba gua punya semangat buat bangun lagi. Skor 1-1. Angkatan 08 tambah kesel dan mulai bermain kasar. Tapi kami mampu bertahan hingga peluit akhir, dan... Penalty!!!

Penalty dimulai dari tim lawan. Apin penendang pertama sukses menjebol gawang Farras. Gua mengambil penalty pertama buat angkatan 12. Gua menendang ke kiri dan melenceng. Tapi gua ga nunduk malu, gua ngangkat tangan seolah-olah gua nyetak gol buat bikin tim lawan tambah kesel. 1-0 buat angkatan 08. Penendang kedua dari tim lawan menendang, dan ternyata Farras menangkap bola itu dengan indahnya. Penendang kedua dari kami, Firdaus, masuk. Skor imbang. 1-1. Lanjut penendang ketiga dari mereka, masuk. Penendang ketiga dari kami, Tsabat, masuk juga. Tsabat sempat joget shuffle setelah itu. Skor masih imbang, dan masuk ke babak deathmatch. Penendang keempat dari mereka, tak disangka-sangka melenceng persis kayak gua. Dan penendang kami yg terakhir, Said, maju ke depan bersiap buat menendang. Kami yg lain udah berdiri berjejer berangkulan di pinggir lapangan. Gua bilang ke yg lain, "Masuk ga masuk, semuanya lompat, oke?". Said menendang, dan... Masuk! Skor 3-2, dan kami menang! Kami berhasil membalas kekalahan kami sebelumnya di grup! Dan kami JUARA!!! Sekitar 15 menit selanjutnya kami habisin buat teriak, lompat-lompat, ngerayain keberhasilan kami; Tim underdog yg berhasil jadi juara!

Sehabis euforia, kami makan bareng di kantin. Di jalan kami asyik cerita sana-cerita sini, ketawa sana-ketawa sini, walaupun gua ga pernah nyetak gol sama sekali (bahkan sampai penalty juga ga masuk -_-) Kami ingat, kami pernah dipanggil "anak lusinan", kami ingat kami pernah ga dianggap apa-apa sama angkatan lain, kami ingat kami pernah disongongin sama angkatan lain, tapi sekarang, ingat baik-baik, kamilah Sang Juara!

Ajang Bola Gila udah berakhir. Kami memang gagal di badminton dan basket. Tapi kami juara di futsal. Malam ini kami bakal tidur dengan senyuman. Dimana-mana orang Indonesia sibuk ngomongin anak 12. Bahkan di Twitter lagi banjir-banjirnya ucapan selamat. Gua bangga jadi jadi juara. Tapi gua lebih bangga lagi karena gua ngeraihnya bersama dengan orang-orang yg gua anggap berarti dalam hidup gua. Gua ga bangga jadi bagian dari PPI, tapi gua 100% bangga jadi anak Indonesia angkatan 12. Hidup angkatan 12! Proud to be Indonesian Batch 12! Dua belaaaaas... Hideng!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar