Rabu, 18 Januari 2012

Mengharap Kemilau Rembulan di Terik Mentari, Menanti Terik Mentari di Kemilau Rembulan...

Seorang anak TK, suatu hari ia melihat anak-anak SD yang sedang bermain bola beramai-ramai. Ia berfikir, "Enak ya jadi anak SD, punya temen banyak". Tibalah hari ia menjadi anak SD, kali ini ia melhat anak-anak SMP yang sedang mengendarai motor. Ia berfikir, "Enak ya jadi anak SMP, bisa bawa motor". 6 tahun berlalu, ia pun sudah menduduki bangku SMP. Ia melihat seorang remaja SMA sedang berjalan berduaan dengan pasangannya di taman, Ia berfikir, "Enak ya jadi anak SMA, bisa berdua-duaan gitu". Waktu berlalu, ia pun resmi mengenakan pakaian putih abu-abu. Apa yang dilihatnya kali ini? Ia melihat mahasiswa kuliahan yang baru pulang karena sedang libur. Ia berfikir, "Enak ya jadi mahasiswa, bisa hidup sendiri". Tibalah hari ia menjadi mahasiswa, ngekos, sendiri, jauh dari keluarga. Merupakan awal yang menyenangkan baginya merasakan kehidupan yang jauh berbeda dengan hidupnya dulu. Bebas, dan tanpa tekanan. Sebulan, dua bulan... hingga genap setahun ia hidup jauh dari orangtuanya. Ia mulai merindukan masa-masa kecilnya dulu, ketika ia TK, segala sesuatu yang dibutuhkannya tinggal minta. Keluarga selalu ada di sisinya. Mengingat wajah ayah dan ibunya, perlahan membuatnya sesak. Ia pun menitikkan air mata, kemudian ia berfikir, "Enak ya jadi anak TK, tapi sayang, tak mungkin kuputar waktu kembali".



***

Dalam kehidupan yang sesaat ini, kita sebagai manusia tak pernah memiliki kata bosan untuk mencoba sesuatu, mendapatkan ini dan itu. Tak jarang kita ingin menjadi si A, tapi disaat kita menjadi si A, kita ingin kembali menjadi B. Dan bahkan tak jarang menjadi C, D, E dan seterusnya. Bagai mengharap kemilau rembulan di terik mentari, menanti terik mentari di kemilau rembulan. Manusia seolah sudah berubah menjadi konsumtor yang tak kenal kata puas di abad yang penuh dengan persaingan ini.

Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan? Tentunya yang pertama adalah bersyukur. Bersyukur karena kita sudah menjadi seperti ini, memiliki ini dan itu, mampu mengerjakan ini dan itu. Selanjutnya adalah memiliki rasa "puas diri". Rasa "puas diri", sangat dibutuhkan dalam segala hal, kecuali ibadah. Ibadah adalah segala pekerjaan yang bernilai kebaikan. Dalam beribadah tidak diizinkan untuk berpuas diri. Harus selalu ada keinginan untuk meningkatkannya.


Terakhir, adalah menjaga apa yang kita miliki. Karena apa yang kita miliki tak kan kekal. Jagalah dan peliharalah ia sebaik-baiknya, jangan biarkan ia pergi, atau anda akan menyesal di akhirnya.


1 komentar: